BANYUMAS - Salah satu amalan mulia adalah bersedekah, apabila sudah jadi kebiasaan anak-anak sejak usia dini, pastilah hati orang tua akan bahagia dan tentram, banyak harapan selamat dunia akhirat. Bagaimana kita bisa menanam rutinitas yang baik tersebut kepada anak-anak kita..? Ini sebuah tantangan tersendiri bagi orang tua dan guru terhadap generasi millineal.
Alangkah baik luanhkan waktu sesaat, simak cerita singkat berikut. hasil pantauan satu minggu awak media secara acak baik Offline maupun online mulai hari Selasa, (19/10/2022) sampai dengan Senin, (24/10/2022) siapa tahu dari cerita tersebut ada hal yang unik dan menarik, bisa diambil hikmah atau juga inspirasi.
Baca juga:
Jarimatika Perkalian Super Mudah
|
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif NU 01 Pangebatan Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas dibawah kepemimpinan kepala sekolah Nur Khasanah juga seorang aktifis LAZISNU, juga sebagai istri dari Asron Sekretaris Pengurus JPZIS NU Care-LAZISNU BERES Banyumas.
Baca juga:
Pengertian Blog, Struktur Umum dan Jenisnya
|
Pembina bidang keagamaan di MI Ma'arif NU 01 Pangebatan, Narikin, S.Ag dan Etiko Asih Pratiwi, S.Ag, mempunyai daya kreatifitas yang tidak pernah habis dalam membangun karakter anak didiknya dan menyemangati rekan-rekan sejawatnya untuk terus merutinkan bersedekah uang kencleng dengan sarana kaleng koin NU Care-LAZISNU yang ada di sekolahan secara bergiliran dari kelas ke kelas setiap harinya sebelum dan atau sesudah kegiatan belajar mengajar.
Hikmah-NYA anak-anak pun ketika masuk sekolah selalu mencari kaleng kotak amal. Dia akan toleh kanan kiri. Mencari kotak dengan lubang kecil. Keceriaan dan kelucuan anak-anak pun berebut untuk memasukkan uang receh ke dalam kaleng infak. Dan dengan senyum kecilnya, dia pun membaca Basmallah dan niat bersedekah dari sebagian uang sakunya bekal dari orang tuannya.
“Sambil berlari berkata, Alhamdulillah saya sudah infak, saya sudah infak, ” dengan riangnya nampak dari raut wajah anak-anak mungil dan lucu-lucu dengan polosnya tersebut.
“Pak Guru, Ibu Guru, besok saya infak lagi boleh ya, sahut menyahut anak-anak dengan suara khasnya, " lanjutnya.
“Iya, nak, iya nduk, iya ganteng, iya cantik, balas sahut dari Guru yang ada didekatnya.
Di hari berikutnya, salah satu anak oleh orang tuanya, diberi uang saku unyuk jajan dengan uang kertas lima ribuan dan sepukih ribuan masing-masing satu lembar.
“Ibu, ini kok bukan uang koin, kenapa..?” anak-anak yang polos pun nampak bingung. Karena setiap paginua diberi uang jajan dengan uang receh, lho sekarang kertas.
“Ini juga uang nak, dan itu nilai lebih besar lebih banyak, ” sambil mengajari anaknya bagaimana melipat jadi mudah masuk ke lubang kaleng infak.
Disinilah wujud nyata suksesnya pembina bidang keagamaan di MI Ma'arif NU 01 Pangebatan, yang membuat murid-muridnya gemar bersedekah walo hanya 200 - 500 - 1.000 setiap hari sedekahnya, yang 2 hari untuk sedekah tambahan pembangunan MI, yang 2 hari untuk uang sosial (dari anak untuk anak), dan yang 2 hari untuk masuk kotak koin JPZIS NU Care-LAZISNU BERES Purwokerto Barat Banyumas.
Anak-anak mungil itu sebelum banyak mengenal hal lain, jauh lebih mudah dibentuk. Termasuk biar punya hobby gemar sedekah. Mulai dari anak-anak yang suduk dibangku kelas MI.
Kegemaran mulia, bersedekah harus ditanamkan sedini mungkin baik didalam maupun diluar rumah. Alasannya, jiwa anak-anak bisa terbangun se dini mungkin aktifkan rasa simpati dan empatinya kepada sesama.
Rasulullah shalallahu‘alaihi Wa Salam bersabda, "Tidaklah seorang hamba bersedekah dari harta yang baik yang dia miliki karena Allah subhanahu wa ta’ala tidak menerima kecuali yang baik-baik, melainkan ia akan menyambutnya langsung dengan tangan kanan-NYA. Jika sedekahnya itu berupa sebutir kurma, maka ia akan tumbuh subur di telapak tangannya sampai menjadi lebih besar dari gunung. Perumpamaannya adalah seperti seorang hamba memelihara anak sapi atau unta (semakin waktu lewat akan bertambah besar).” (HR Tirmidzi)
Penting untuk dapat memberi pengertian kepada anak-anak dengan bahasa yang simple mudah dipahami. Jika sedekah bisa menghidarkan diri dari siksa neraka.
Membahasakan kembali sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, ”Berusaha keraslah menghindari api neraka meski hanya dengan (menyedekahkan) sebutir kurma.” (HR Bukhari).
Anak-anak sangatlah peka dengan visual. Simpla dan mengena jika ilustrasi sedekah dengan air. Bakarlah kertas dan siramlah dengan air. Sedikit banyak perihal tersebut dapat memberikan gambaran sekaligus motivasi anak-anak untuk semangat giat dan rajin sedekah.
Ingat di Dalam sedekah itu ada aqidah. Ada tauhid. Rububiyah yang bermain disana. Dan lebih dalam uluhiyah.
Sedekah akan jadi penghubung pemahaman amaliyah dengan tauhid. Sedekah tersebut merupakan amalan yang ditujukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Dan uang koin yang menjadi media sedekah hakikatnya berasal dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Tujuan daro sedekah bisa menjadi amalan yang penuh luapan ketulusan dan keikhlasan. Pelakunya merasa bahagia tidak terkira saat sedekah. Kalau yang ini dimulai dari orang tua. Bahagianya.pada saat anak-anak bisa memberi bisa berbagi untuk seaama
Sebuah konsisten, jumlahnya sedikit namun sering melakukannya, itu cenderung membawa kebahagiaan yang teratur lagi terjaga. Ini bisa menjadi terapi bagi anak untuk mengontrol emosi.
Contoh, pada saat anak “emosional” dalam jajan maka dengan sedekah bisa disalurkan hobby borosnya.
Semoga Allah Swt membimbing memudahkan langkah kita semua dalam perjuangan melatih anak-anak kita untuk gemar dan punya hobby bersedah.
Redaktur : JIS Agung
Kontributor : Narikin, Djarmanto